Skip to main content

Perawatan In-Office (part 6 of 8)

Several In-Office treatments dor Dentin Hypersensitivity are topically applied desensitizing agents (including flouride, potassium nitrate, oxalate, and calcium phosphates), adhesives and resins, and other methods (including iontophoresis and lasers. Keep in mind that this methods is applied by dentist only. Keep reading to know the full-story!


Agen desensitisasi yang dipakai at-home yang digunakan sendiri oleh pasien di rumah biasanya mudah untuk dipakai. Dokter gigi dapat memberikan perawatan desensitisasi yang cakupannya lebih luas dan lebih kompleks.

Agen desensitisasi topikal. Sebelum penemuan anestesi lokal, dokter gigi akan menggunakan bahan kimia toksik seperti perak nitrat, zinc klorida, potash dan senyawa arsen untuk membuat dentin tidak terlalu sensitif. Sekarang, materi yang tidak terlalu toksik dapat digunakan (Tabel 1 (53 – 59)).


TABEL 1. Produk yang digunakan pada percobaan klinis.

Fluoride. Flouride seperti NaF dan SnF dapat mengurangi sensitivitas dentin (53). Flouride menurunkan permeabilitas dentin in vitro (22), kemungkinan melalui presipitasi kalsium flouride diantara tubuli dentinalis.

Potassium nitrat. Potasium nitrat yang biasa digunakan melalui pasta gigi desensitisasi, dapt pula mengurangi sensitivitas dentin ketika diaplikasikan secara topikal pada larutan (54) ataupun gel adhesif (55). Potasium nitrat tidak mengurangi permeabilitas dentin in vitro (22), tetapi ion potasium memang mengurangi eksitasi saraf pada percobaaan di hewan (26, 37).

Oksalat. Tahun 1981, Greenhill dan Pashley (22) menyatakan bahwa 30% potasium oksalat menyebabkan berkurangnya permeabilitas dentin in vitro. Sejak saat itu, beberapa produk desensitisasi berbasis-oksalat dipasarkan. Produk oksalat mengurangi permeabilitas dentin dan menymbat tubulus dentinalis lebih konsisten pada penelitian laboratoris (60, 61) daripada percobaan klinis (36). Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa oksalat secara signifikan mengurangi sensitivitas (56 – 58) sedangkan lainnya menyatakan bahwa efek oksalat tidak berbeda dengan plasebo (53, 58).

Kalsium fosfat. Kalsium fosfat dapat mengurangi sensitivitas dentin secara efektif (59). Kalsium oksalat menymbat tubulus dentinalis in vitro (62, 63) dan mengurangi permeabilitas dentin in vitro (64).

Adhesif dan resin. Karena beberapa agen desensitisasi topikal tidak melekat di permukaan dentin, maka efeknya hanya sementara. Material adhesif yang lebih kuat dapat dilihat pada Gambar 3. Pada tahun 1970-an, Brännström dkk. (65) menyarankan penggunaan impregnasi resin untuk desensitisasi gigi. Perawatan HD yang sekarang melibatkan penggunaan adhesif, termasuk varnish, agen bonding dan materi restorasi. Dokter gigi harus sadar bahwa percobaan klinis materi desensitisasi adhesif cenderung menjadi pragmatis. Banyak percobaan ini adalah penelitian single-blind karena penelitian double-blind sejati sulit dicapai. Tabel 2 (53, 66 – 77) menyebutkan daftar produk yang dicobakan sejak tahun 1999 yang diklaim dapat menyumbat tubulus pada HD.


TABEL 2. Adhesif dan resin yang dicobakan pada percobaan klinis.

Prosedur lain.
Ionto-phoresis. Prosedur ini menggunakan listrik untuk meningkatkan difusi ion ke dalam jaringan. Iontophoresis paling sering digunakan sebagai penunjang bersama dengan pasta dan cairan flouride, dan ternyata dapat mengurangi HD (73, 78).

Laser. Efektivitas laser dalam mengobati HD bervariasi antara 5 – 100%, tergantung pada tipe laser dan parameter perawatan (79). Penelitian menunjukkan bahwa laser neodymium: yttrium-aluminum-garnet (YAG) (80), laser erbium:YAG (71) dan laser galium-aluminium-arsenide dosis rendah (67) dapat mengurangi HD, tetapi penurunannya tidak berbeda secara signifikan dengan plasebo (80) ataupun kontrol positif (67). Sebagai tambahan terhadap hasil yang samar-samar ini, laser termasuk modalitas perawatan yang lebih mahal dan kompleks.

Perawatan lainnya. Sejumlah laporan mendukung pendekatan alternatif desensitisasi gigi. Meskipun laporan ini tidak sepenuhnya berdasarkan-bukti, mereka dapat diterapkan di beberapa kondisi klinis. Sebagai contohnya, operasi periodontal yang melibatkan peletakan flap ke arah coronal dilaprkan dapat menghilangkan HD pada gigi dengan akar terbuka (81). Jika HD dihubungkan dengan lesi abfraksi, occlusal adjustment mungkin efektif (82).

Referensi:
1. Orchardson R., Gillam DG., 2006, Managing Dentin Hypersensitivity, JADA Assoc, Vol 137 (7) : 990-8
2. http://jada.ada.org/content/137/7/990.full

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Tertunda pada Anak Usia 2 Tahun

L anguage and communication! Yeah, that are two basic thing that are needed badly by human. No lives exist without that things. Language is complex issue, relating to physical, psychological, physiological, and cultural. Language does develop since our first contact with our very first environment, include since in our mother womb. This article emphasizes to the language delay to the kids living in the institutions. Bahasa mengacu baik pada kapasitas manusia secara spesifik yang bersifat dapatan dan digunakan sebagai sistem kompleks komunikasi, atau untuk hal spesifik seperti sistem komunikasi kompleks. Bahasa mempunyai banyak fungsi dan kompleksitas. Tiga fungsi dasar bahasa adalah untuk informasi, ekspresi dan instruksi. Bahasa bukan sesuatu yang diturunkan, tetapi harus dipelajari oleh subjek selama bersinggungan dengan lingkungannya. Makin cepat mereka dimasukkan ke tempat pembinaan makin baik, simpul sebuah penelitian. Oleh Robert Preidt Jumat, Juni 17, 2011 Tertaut Halaman Med...

Obat dengan Risiko Jantung pada Individu Diabetik Geriatri

P eneliti menemukan risiko yang lebih rendah dengan metformin, tetapi para ahli menyatakan penelitian itu bukan akhir. Penelitian terbaru menunjukkan individu yang lebih tua (selanjutnya disebut geriatri) yang mempunyai diabetes tipe 2 yang meminum obat golongan sulfonilurea untuk menurunkan kadar gula darahnya ternyata mempunyai risiko yang lebih tinggi terjenak masalah jantung daripada mereka yang minum golongan metformin. Lebih dari 8.500 individu berusia 65 tahun ke atas yang mengidap diabetes tipe 2 mengikuti penelitian ini, dan 12,4% dari mereka yang diberi sulfonilurea mengalami serangan jantung ataupun cardiovascular events lainnya, dibandingkan dengan mereka yang yang meminum metformin (10,4%). Sebagai tambahan, masalah jantung ini bermula lebih awal selama perjalanan perawatan pada mereka yang menerima obat sulfonilurea. Penelitian bandingan head-to-head dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Diabetes Association (ADA) di San Diego. Karena penemuan ini hend...

Kepekaan Lidah Terhadap Lemak VS Kecenderungan Gemuk

Source: ovealiz.wordpress.com M akanan yang kaya lemak seperti es krim dan salad bermayo menggoda banyak orang, tetapi terdapat bukri baru yang mengindikasikan bahwa beberapa orang sebenarnya bisa “merasakan” lemak yang tersembunyi dalam makanan dan mereka yang tidak bisa melakukannya mempunyai kecenderungan memakan lebih banyak makanan kaya lemak tersebut. Dalam presentasi penelitian berseri yang dilakukan oleh Institusi Teknologi Makanan pada pertemuan tahunan Juni 2011 ini, peneliti menjelaskan mengenai penelitian lambat laun mendukung ide bahwa lemak dan asam lemak dapat dicicip, meskipun ‘rasa’ tersebut dideteksi sebagian besar melalui indera penciuman dan tekstur. Individu yang tidak dapat merasakan lemak mempunyai variansi genetik mengenai cara mereka memproses makanan yang kemudian kemungkinan mengarah kepada ngemil makanan berlemak secara tidak sadar. “Mereka yang lebih sensitif terhadap kandungan lemak lebih gampang mengontrol diet mereka”, kata Kathleen L. Keller, r...

Penelitian Hubungan Antara Penyakit Periodontal dengan Komplikasi Kehamilan

smilevancouver.ca Oleh Yiorgos A. Bobetsis, DDS, PhD; Silvana P. Barros, DDS, PhD; Steven Offenbacher, DDS, PhD, MMSc JADA 2006;137(10 supplement):7S-13S. INTISARI Latar Belakang. Bukti yang bertambah banyak menyatakan bahwa gingivitis dan periodontitis maternal merupakan faktor risiko terjadinya lahir prematur dan kelainan kelahiran. Tipe Penelitian yang Diulas . Untuk mengklarifikasi mekanisme yang memungkinkan antara penyakit periodontal dan kelahiran prematur, peneliti meninjau penelitian mengenai efek infeksi patogen periodontal pada hewan coba terhadap keturunannya, termasuk pertumbuhan fetus, abnormalitas struktural plasenta dan kesehatan neonatus. Setelah laporan pertama, pada tahun 1996, mengenai hubungan potensial antara penyakit periodontal ibu dan kelahiran prematur atau bayi lahir berat rendah pada manusia, beberapa penelitian case control dan prospektif telah dipublikasikan. Ulasan ini mengikhtisarkan hal-hal tersebut, dan juga penelitian terdahulu mengenai...

Diabetes Mellitus Neonatal Permanen (Permanent Neonatal Diabetes Mellitus, PNDM)

Apa itu diabetes mellitus neonatal permanen? Diabetes mellitus neonatal permanen adalah tipe diabetes yang pertama kali terlihat pada usia 6 bulan dan terus ada sepanjang hidup. Tipa diabetes ini ditandai dengan adanya kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Insulin mengontrol berapa banyak glukosa (tipe gula) yang melewati darah menuju sel yang diubah menjadi energi. Individu yang menderita diabetes mellitus neonatal permanen mengalami pertumbuhan yang lambat sebelum lahir (retardasi pertumbuhan intrauterin). Balita yang terkena mengalami hiperglikemia dan hilangnya cairan dalam jumlah besar (dehidrasi) dan tidak mampu menaikkan berat badannya secara normal. Dalam beberapa kasus, individu yang mengalami diabetes mellitus neonatal permanen akan mengalami masalah neurologis, termasuk pertumbuhan yang tertunda dan kejang berulang (epilepsi). Kombinasi antara pertumbuhan yang tertunda, epilepsi, dan diabetes neonatal disebut sindrom DEND...