Terakhir diperbarui: 22 Desember 2025
Contoh klinis Focal Hyperkeratosis pada tepi lidah akibat iritasi kronis.
Lesi putih adalah istilah klinis non-spesifik untuk area abnormal pada mukosa mulut yang tampak lebih putih, lebih tinggi, atau lebih kasar dibandingkan jaringan sekitarnya. Perubahan warna ini terjadi karena adanya gangguan pada translusensi epitel, baik akibat penebalan keratin (hiperkeratosis) maupun perubahan pada lapisan sel di bawahnya.
Mengapa Mukosa Berubah Menjadi Putih?
Secara fisiologis, warna mukosa dipengaruhi oleh suplai darah dan ketebalan epitel. Berdasarkan literatur klasik (Lynch, 1994; Bricker, 1994) hingga studi terbaru, penyebab utama penampakan putih adalah:
Hiperkeratosis: Penebalan lapisan keratin akibat iritasi kronis (seperti kapalan).
Akantosis: Penebalan lapisan sel prickle (stratum spinosum).
Edema Intraepitel: Penumpukan cairan yang mengubah pantulan cahaya.
Tabel Diagnosis Banding Lesi Putih (Update 2025)
Gunakan tabel ini sebagai panduan cepat dalam membedakan berbagai kondisi klinis di rongga mulut:
| Jenis Lesi | Karakteristik Klinis | Lokasi Umum | Potensi Bahaya |
| Focal Hyperkeratosis | Plak putih kasar, terkait trauma fisik. | Garis oklusi, tepi lidah. | Jinak (Reaktif) |
| Leukoplakia | Plak putih yang tidak bisa dihapus. | Seluruh mukosa. | Premalignan (Kanker) |
| Lichen Planus | Pola jala putih (Wickham's Striae). | Mukosa bukal, simetris. | Kronis-Inflamasi |
| Candidiasis | Plak seperti sisa susu, bisa dihapus. | Palatum, lidah. | Infeksi Jamur |
| Erythroleukoplakia | Campuran area putih dan merah. | Dasar mulut, lateral lidah. | Risiko Tinggi Kanker |
Fokus Penanganan: Focal (Frictional) Hyperkeratosis
Lesi ini paling sering ditemukan dalam praktik sehari-hari. Berdasarkan panduan terbaru dari American Academy of Oral Medicine:
- Etiologi: Trauma dari gigi tajam, piranti ortodontik, atau malfitting denture.
- Tindakan: Hilangkan sumber iritasi. Evaluasi kembali dalam 14 hari. Jika lesi menetap meski iritan sudah hilang, maka pemeriksaan biopsi adalah prosedur wajib untuk menyingkirkan displasia.
Update 2025: Deteksi Dini dan Gaya Hidup
Dalam beberapa tahun terakhir, klinisi memberikan perhatian lebih pada beberapa faktor baru:
Vaping & Tobacco: Penggunaan rokok elektrik (vaping) kini mulai diidentifikasi memiliki keterkaitan dengan perubahan mukosa mulut tertentu yang menyerupai lesi putih reaktif.
Biopsi Digital: Selain biopsi skalpel konvensional, penggunaan autofluorescence imaging membantu dokter gigi melihat area displasia yang tidak tertangkap oleh mata telanjang.
Leukoplakia Proliferatif: Waspadai lesi putih yang menyebar luas secara agresif (PVL), karena memiliki tingkat transformasi keganasan yang sangat tinggi.
Kesimpulan Klinis
Setiap lesi putih di rongga mulut tidak boleh dianggap remeh. Langkah diagnosis yang tepat melibatkan anamnesa yang mendalam, eliminasi faktor iritan, dan observasi yang ketat. Biopsi tetap menjadi gold standard untuk menegakkan diagnosis definitif, terutama pada lesi yang tidak kunjung sembuh dalam 2 minggu.
Referensi:
- Bhattacharyya, et al. (2003). Clinical Pathology of Oral Lesions.
- Regezi & Sciubba (1989). Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations.
- WHO Classification of Tumours (2024 Update) - Oral Cavity.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar