
Tingkat Kesulitan: Menengah (Akademis/Klinis) | Waktu Baca: ± 8 Menit
Terakhir Diperbaharui: 23 Desember 2025Populasi lansia (geriatri) merupakan kelompok dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Memanjangnya harapan hidup menuntut praktisi kesehatan untuk memahami secara mendalam batasan antara penuaan normal dan kondisi patologis di rongga mulut.
1. Pendahuluan: Memahami Populasi Geriatri
Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia membawa dampak signifikan terhadap kesehatan sistemik maupun rongga mulut. Berdasarkan ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rentang usia 65–75 tahun dikategorikan sebagai "lanjut usia".
Pasca usia 40 tahun, individu mulai mengalami penurunan progresif dalam pengaturan homeostatik dan kemampuan merespons stres. Namun, penting untuk diingat bahwa usia kronologis tidak selalu mencerminkan kondisi biologis; lansia memiliki variasi luas dalam respons fisiologis dan beban penyakit yang menyertainya.
2. Interkoneksi Kesehatan Umum dan Rongga Mulut
Terdapat hubungan timbal balik (two-way street) yang erat antara kesehatan umum dan rongga mulut pada lansia:
- Komorbiditas Sistemik: Penyakit seperti kardiovaskuler, hipertensi, kanker, dan diabetes memiliki prevalensi tinggi pada populasi ini.
- Dampak Pengobatan: Terapi medis seperti kemoterapi dan radioterapi berimplikasi langsung pada kesehatan mulut (misalnya mukositis).
- Kaitan Penyakit Mulut & Sistemik: Penyakit periodontal parah diasosiasikan dengan risiko diabetes melitus, penyakit jantung iskemik, dan penyakit paru kronis.
- Risiko Stroke: Kehilangan gigi (edentulisme) dalam jumlah banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik dan penurunan kesehatan mental.
3. Manifestasi Klinis pada Gigi Geligi (Jaringan Keras)
Perubahan pada gigi geligi lansia merupakan kombinasi proses fisiologis normal dan faktor lingkungan:
- Diskolorisasi & Atrisi: Gigi cenderung menjadi lebih gelap dan mengalami pengikisan enamel akibat atrisi, abrasi, serta erosi fungsional.
- Perubahan Pulpa: Ruang pulpa menyempit dan sensitivitas berkurang karena deposisi dentin sekunder dan perkapuran pulpa.
- Edentulisme: Di Indonesia, prevalensi kehilangan gigi pada usia di atas 65 tahun mencapai 24%. Edentulisme berkaitan erat dengan status sosial ekonomi dan kualitas asupan nutrisi.
- Jaringan Penyangga: Terjadi gingivitis, resesi gingiva (gusi turun), dan degenerasi tulang alveolar. Resesi pada lansia sering terjadi tanpa disertai poket periodontal yang dalam secara signifikan.
4. Perubahan pada Mukosa dan Jaringan Lunak
Secara histologis, terjadi transformasi signifikan pada mukosa mulut lansia:
Penipisan Epitel: Hilangnya gambaran rete-peg dan penurunan proliferasi seluler menyebabkan mukosa tampak halus, tipis, dan kering.
Kehilangan Elastisitas: Penurunan lemak dan elastin submukosa meningkatkan kerentanan terhadap trauma, terutama bagi pengguna gigi tiruan.
Xerostomia (Mulut Kering): Sering diinduksi oleh polifarmasi (penggunaan banyak obat) atau penurunan curah saliva primer. Kondisi ini memicu kesulitan mengunyah, gangguan bicara, dan karies akar.
Variasi Lidah: Varikositas pada ventral lidah menjadi lebih jelas. Lidah juga dapat mengalami makroglosia (membesar), fissured tongue (bercelah), atau geographic tongue akibat berkurangnya jumlah gigi.
5. Pengayaan: Fokus Perawatan Geriatri Modern (2025)
Selain temuan klinis di atas, praktik kedokteran gigi geriatri terbaru menekankan pada:
- Pencegahan Pneumonia Aspirasi: Menjaga kebersihan mulut lansia terbukti menurunkan risiko pneumonia aspirasi, penyebab utama kematian pada lansia yang tirah baring (bedridden).
- Manajemen Nutrisi: Kehilangan gigi harus segera direhabilitasi dengan gigi tiruan yang tepat untuk mencegah malnutrisi dan penurunan kognitif (demensia).
Kesimpulan
Penuaan memang membawa kemunduran fisik, namun faktor usia bukan penentu tunggal kondisi patologis. Memahami perbedaan antara perubahan fisiologis alami dan penyakit sangat penting untuk memberikan perawatan yang tepat demi menjaga kualitas hidup pasien geriatri.
Daftar Pustaka / Referensi
- WHO. (2024). Ageing and Health: Global Report.
- Glick, M. Burket's Oral Medicine (13th Edition). McGraw-Hill Education.
- Newman, M. G., et al. Clinical Periodontology (13th Edition). Elsevier.
- Kementerian Kesehatan RI. (2023). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) - Status Kesehatan Gigi dan Mulut Lansia.
- Ship, J. A., et al. (2012). Geriatric Oral Medicine. Dental Clinics of North America.
- Petersen, P. E., & Yamamoto, T. (2005). Improving the oral health of older people: the evidence-based approach of the WHO Global Oral Health Programme. Community Dentistry and Oral Epidemiology.
trims y infonya
BalasHapus=)
Sama-sama! Wah, mohon maaf sekali ya baru sempat terbalas sekarang—benar-benar balasan yang melintasi waktu, hehe. Senang sekali kalau informasinya bermanfaat. Semoga Anda sehat selalu di mana pun berada ya! ^w^/
Hapus