Tingkat Kesulitan: Menengah (Klinis & Edukasi) | Waktu Baca: ± 9 Menit
Terakhir Diperbaharui: 23 Desember 2025
Seiring bertambahnya usia harapan hidup, perhatian terhadap kesehatan lansia (geriatri) menjadi semakin penting, termasuk dalam aspek kesehatan gigi dan mulut (gerodontologi). Kehilangan gigi pada usia lanjut bukan sekadar masalah estetika, melainkan indikator vital yang memengaruhi kualitas hidup, asupan nutrisi, dan kesehatan umum secara keseluruhan.
Laporan Kasus: Manajemen Pasien Gerodontologi
Pendahuluan
Laporan kasus ini menyoroti kompleksitas perubahan fisiologis di rongga mulut lansia dan pendekatan perawatannya secara holistik.
Presentasi Kasus
Seorang pasien wanita berusia 63 tahun datang dengan keluhan utama kesulitan mengunyah makanan akibat banyaknya gigi yang hilang secara progresif selama satu dekade terakhir. Gigi pasien mengalami kerusakan bertahap—mulai dari pecah (grimpil), berlubang, hingga akhirnya tanggal.
Riwayat Kesehatan:
- Kebiasaan: Menyikat gigi dengan gerakan horizontal (berisiko merusak leher gigi).
- Kondisi Fisik: IMT normal (21,94), kooperatif, dan komunikatif.
- Tanda Vital: Tekanan darah 150/80 mmHg (tergolong hipertensi tahap 1, perlu observasi).
- Riwayat Medis: Pasca operasi katarak mata kanan 1,5 tahun lalu dan dijadwalkan untuk operasi mata kiri. Tidak ada riwayat alergi atau konsumsi obat rutin jangka panjang.
Temuan Klinis dan Pemeriksaan Objektif
Ekstraoral: Tampak freckles (bercak kecoklatan) pada tulang pipi dan rhytides (kerutan wajah) akibat penuaan fisiologis.
Intraoral:
- Kehilangan Gigi Sebagian: Menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan yang signifikan.
- Resorpsi Tulang Alveolar: Penurunan tulang pendukung di area tak bergigi.
- Kondisi Lidah: Varikositas lingualis (vena keunguan di bawah lidah), coated tongue (selaput putih), dan fissured tongue.
- Jaringan Lunak: Ulkus (sariawan) pada pipi dalam, ephelis (pigmentasi) bibir bawah, dan resesi gingiva (gusi turun).
- Gigi Geligi: Ditemukan radiks (sisa akar) gigi 12, atrisi derajat 3 (aus hingga dentin), dan kalkulus.
Analisis Medis dan Pembahasan
Diagnosis utama pasien adalah gangguan fungsi pengunyahan (mastication impairment) akibat kehilangan gigi.
Kehilangan gigi pada lansia sering kali memicu perubahan pola makan. Pasien cenderung mengurangi serat dan beralih ke makanan lunak yang tinggi lemak serta kolesterol, yang berisiko memperburuk kondisi sistemik. Fenomena atrisi derajat 3 pada gigi yang tersisa menunjukkan proses fisiologis penggunaan jangka panjang. Menurut Ship (2003), hal ini memicu pembentukan dentin sekunder, sehingga gigi menjadi kurang sensitif namun warnanya menggelap.
Temuan seperti varikositas merupakan variasi normal akibat penurunan elastisitas pembuluh darah seiring usia, sementara coated tongue mengindikasikan perlunya perbaikan kebersihan lidah dan perhatian pada aliran saliva.
Manajemen dan Rencana Perawatan
Pendekatan pada pasien geriatri membutuhkan strategi holistik:
Edukasi (DHE):
- Menjelaskan risiko resorpsi tulang rahang jika gigi tidak segera diganti.
- Instruksi teknik menyikat gigi vertikal dan edukasi pembersihan lidah.
Tindakan Kuratif:
- Medikasi: Pemberian Aloclair untuk penyembuhan ulkus.
- Scaling & Polishing: Menghilangkan faktor iritasi gusi.
- Pencabutan Sisa Akar: Mengeleminasi sumber infeksi (radiks 12).
- Penumpatan: Restorasi pada gigi yang mengalami atrisi.
Rehabilitasi: Pembuatan Gigi Tiruan (GTL/GTSL) untuk mengembalikan fungsi kunyah dan estetika.
Pengayaan 2025: Konsep "Oral Frailty" pada Lansia
Berdasarkan studi terbaru tahun 2024-2025, kondisi pasien ini dapat dikaitkan dengan konsep Oral Frailty (Kerapuhan Mulut).
- Dampak Kognitif: Kehilangan gigi yang tidak direhabilitasi berhubungan erat dengan penurunan fungsi kognitif dan peningkatan risiko demensia pada lansia karena berkurangnya stimulasi sensorik dari proses mengunyah.
- Nutrisi & Sarkopenia: Gangguan kunyah mempercepat penurunan massa otot (sarkopenia). Penggunaan gigi tiruan bukan sekadar kosmetik, melainkan alat medis untuk menjaga keseimbangan nutrisi.
- Manajemen Hipertensi di Kursi Gigi: Dengan tensi 150/80 mmHg, tindakan pencabutan harus dilakukan dengan anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor minimal atau terkontrol, serta pemantauan stres pasien.
Kesimpulan
Kunci keberhasilan perawatan geriatri terletak pada komunikasi yang jelas, instruksi sederhana, serta pendekatan yang meminimalkan rasa sakit. Dengan rehabilitasi fungsi kunyah, diharapkan asupan nutrisi dan kesejahteraan pasien dapat meningkat secara signifikan di masa senjanya.
Daftar Pustaka / Referensi
- Ship, J. A. (2003). Diabetes and oral health: an overview. JADA.
- Mjor, I. A. (1996). Dentin and Pulp: Clinical Considerations.
- Glick, M. Burket's Oral Medicine (13th Edition).
- Newman, M. G., et al. Clinical Periodontology (13th Edition).
- Tanaka, T., et al. (2024). Oral Frailty as a Predictor of Disability and Mortality in Older Adults: A 2025 Perspective. Journal of Dental Research.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar