
Rongga mulut sering kali menjadi "pintu gerbang" sekaligus cermin kesehatan sistemik kita. Keluhan sesederhana gigi goyah atau mulut kering bisa menjadi indikator awal adanya penyakit serius seperti Diabetes Melitus (DM). Artikel ini membahas laporan kasus nyata mengenai bagaimana hiperglikemia memengaruhi kesehatan jaringan penyangga gigi.
Laporan Kasus: Arsip Penyakit Mulut
Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 merupakan salah satu sindrom metabolik dengan prevalensi yang sangat tinggi. Sebagai tenaga medis, memahami manajemen pasien dengan keterlibatan sistemik adalah keharusan, karena rongga mulut sering kali memanifestasikan kondisi kesehatan tubuh secara umum.
Presentasi Kasus
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke klinik Penyakit Mulut (Oral Medicine) dengan keluhan utama kekhawatiran terhadap gigi depannya yang terasa goyah.
Riwayat Kesehatan & Gejala:
- Diagnosis DM: Mengidap diabetes sejak empat tahun lalu.
- Gejala Klasik: Polidipsia (sering haus) dan Poliuria (sering buang air kecil di malam hari).
- Neuropati Perifer: Rasa pegal (kemeng) dan kesemutan (parestesi) yang berpindah-pindah.
- Penurunan Berat Badan: Pasien melaporkan penurunan berat badan meski IMT saat ini normal (24,49 kg/m²).
- Kepatuhan Obat: Mengonsumsi Glibenclamide, Mecobalamin, Kalium Diklofenak, dan Amitriptyline, namun terkadang tidak teratur.
Temuan Klinis & Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kondisi Hiperglikemia dengan kadar gula darah sewaktu (GDS) mencapai 279–284 mg/dl. Temuan intraoral menunjukkan:
Xerostomia (Mulut Kering): Laju alir ludah sangat rendah (0,12 ml/menit) dengan sticky test positif.
Penyakit Periodontal: Radang gusi (gingivitis), gusi turun (resesi), dan luksasi (kegoyahan) derajat 2 pada gigi seri bawah.
Kelainan Mukosa: Fissured tongue (lidah pecah-pecah), varikositas sublingual, dan linea alba.
Kondisi Gigi: Abrasi gigi depan dan kehilangan beberapa gigi geraham.
Analisis Medis: Mengapa Gigi Menjadi Goyah?
Kegoyahan gigi pada pasien ini adalah manifestasi langsung dari DM yang tidak terkontrol. Hiperglikemia kronis memicu kerusakan jaringan penyangga gigi (periodontal) melalui beberapa mekanisme:
- Gangguan Kelenjar Ludah: Gula darah tinggi mengganggu fungsi kelenjar saliva, memicu xerostomia. Tanpa air liur yang cukup, fungsi pembersihan alami (self-cleansing) hilang, sehingga bakteri plak berkembang biak dengan cepat.
- Peradangan Sistemik: Diabetes memperburuk respons peradangan tubuh. Infeksi gusi pada penderita diabetes cenderung lebih progresif dibandingkan individu sehat.
- Efek Obat-obatan: Penggunaan Amitriptyline untuk neuropati memiliki efek samping samping berupa mulut kering, yang semakin memperparah kondisi jaringan mulut.
Penatalaksanaan Komprehensif
Rencana perawatan dilakukan dengan pendekatan kehati-hatian (safety first):
1. Ambang Batas Aman Tindakan (Safety Threshold)
Tindakan invasif seperti pembersihan karang gigi (scaling) ditunda hingga kadar gula darah pasien berada di bawah 200 mg/dl. Hal ini sangat krusial untuk mencegah risiko infeksi berat dan kegagalan penyembuhan luka.
2. Edukasi dan Hidrasi
Pasien diinstruksikan untuk meningkatkan hidrasi dan memperbaiki teknik menyikat gigi (metode dari gusi ke gigi) guna mencegah resesi lebih lanjut.
3. Kolaborasi Multidisiplin
Keberhasilan perawatan gigi pada penderita diabetes sangat bergantung pada kontrol glikemik yang dilakukan bersama dokter spesialis penyakit dalam.
Pengayaan: Checklist Persiapan Pasien Diabetes
Bagi Anda atau keluarga yang memiliki riwayat diabetes dan ingin melakukan perawatan gigi, perhatikan checklist berikut:
[ ] Cek Gula Darah: Pastikan kadar gula darah sewaktu < 200 mg/dl atau HBA1c.
[ ] Sarapan & Obat: Jangan pernah melewatkan jadwal makan dan obat rutin sebelum ke dokter gigi untuk mencegah hipoglikemia.
[ ] Jadwal Pagi: Pilih kunjungan pagi hari saat kadar kortisol tubuh membantu stabilitas gula darah.
[ ] Jujur pada Dokter: Sampaikan semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk herbal.
Referensi & Sumber Medis
Pembimbing Klinis: drg. Supriatno, PhD (Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada).
Daftar Pustaka Utama:
- American Diabetes Association (ADA). Standards of Care in Diabetes 2025.
- Glick, M. Burket's Oral Medicine (13th Edition).
- Preshaw, P. M., et al. Periodontitis and Diabetes: A Two-Way Relationship. Diabetologia.
Kesimpulan: Menjaga kesehatan gigi pada pasien diabetes bukan sekadar soal estetika, melainkan bagian dari manajemen penyakit secara menyeluruh. Kontrol gula darah yang disiplin adalah kunci agar gigi tetap kuat dan sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar