Skip to main content

Komplikasi Pencabutan Gigi - Intraoperatif (Pergeseran)

Antrum sering terlibat. Seluruh gigi atau fragmen akar dapat masuk ke sinus maxillaris, fossa infratemporalis, hidung, canalis mandibularis atau ruang submandibula. Bagian yang paling sering adalah sinus maxillaris. Kejadian ini sering merupakan usaha untuk mengambil fragmen atau ujung akar gigi molar atau premolar kedua atas melalui alveolus dengan tekanan elevator yang berlebihan ke arah superior. Pemeriksaan sinar-X yang akurat diperlukan baik sebelum maupun intra-operatif. Kedekatan sinus terhadap apeks akar mungkin sedemikian rupa sehingga perlu dilakukan pembedahan, jika terjadi fraktur akar, film dibuat untuk mendeteksi posisi fragmen dengan tepat.



Hubungan akar terhadap antrum, sering dapat dinilai berdasarkan bagian gigi yang dicabut. Pencabutan dengan pembedahan dilakukan dengan memperhatikan upaya untuk menghindari tekanan ke arah antrum, misalnya akar bukal dapat bergeser akibat tekanan ke palatal. Apabila ada kecurigaan (adanya rasa terbenam) bahwa telah terjadi pergeseran ke dalam sinus maka dianjurkan difoto intra-operatif. Adanya perdarahan hidung atau keluhan subjektif adanya udara keluar dari mulut atau cairan keluar dari hidung, menguatkan kecurigaan tersebut. Sesudah menginformasikan kepada pasien, regio tersebut dijahit apabila diperlukan dan kepada pasien diberikan antibiotika spektrum luas, dekongestan sistemik dan obat analgetika untuk persiapan rujukan. Pasien diperingatkan untuk jangan bersin, dan batuk, dan menghembuskan hidung. Usaha mengeluarkan ujung akar yang masuk ke sinus melalui alveolus biasanya tidak ada gunanya dan seing mengakibatkan membesarnya lubang tulang yang pada akhirnya akan mendukung terjadinya komunikasi yang persisten yaitu fistula oroantral. Pendekatan standar masuk ke dalam sinus maxillaris adalah dengan metode Caldwell-Luc, dengan jalan masuk melalui fossa canina.

Pergeseran ke fossa infratemporalis. Gigi atau fragmen yang masuk ke dalam fossa infratemporalis jarang ditemukan. Umumnya disebabkan oleh tekanan elevator ke arah distal pada gigi molar ketiga atas impaksi yang terletak pada level C. Jika tekanan mengakibatkan pergeseran ke arah posterior-superior lebih dari tekanan buko-oklusal, gigi dan fragmen cenderung terdorong ke fossa. Sekali lagi, perasaan terbenam menunjukkan perlunya dilakukan pembuatan film intraoperatif. Tindakan yang tepat meliputi: memberi tahu pasien, memberikan terapi antibiotika dan rujukan segera. Ahli bedah biasanya menunggu terbentuknya jaringan fibrosa sehingga gigi atau fragmen akar terfiksasi (biasanya 3 – 4 minggu) sebelum dikeluarkan. Pergeseran melalui dasar lantai rongga hidung bahkan lebih jarang. Apabila hal ini terjadi penyebab utamanya adalah menekan ujung akar kaninus ke superior. Sekali lagi, memberi tahu pasien, memberikan terapi antibiotika dan kemudian merujuk secepatnya merupakan respons yang tepat.

Pergeseran ke dalam mandibula.pergeseran mandibula biasanya hanya melibatkan gigi molat, sedangkan canalis mandibularis dan ruang submendibula adalah bagian yang sering mengalami pergeseran ini. Ujung akar molar ketiga baik yang sudah erupsi/ impaksi sering sangat dekat letaknya terhadap tulang kortikal dari bundel neuromuskuler canalis mandibularis, seperti terbukti dari seringnya mengalami dilaserasi. Film periapikal prabedah akan mengungkapkan kondisi ini. Apabila terdapat dilaserasi maka diperlukan pengeluaran molar ketiga yang menjadi masalah dan mengungkit akarnya dengan sangat hari-hari. Sebaiknya beritahu pasien tentang situasi tersebut yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya parestesi bibir bawah sementara. Menentukan apakan ujung akar sudah bergeser ke canalis manndibularis atau ruang submandibula adalah sulit. Radiograf sangat membantu untuk menentukan adanya ujung akar di dalam canalis mandibularis, tetapi radiograf intraoral ujung akar yang tergeser dangat dalam ke ruang submandibula adalah jarang.

Penatalaksanaan pergeseran mandibula. Pasien diberitahu tentang keadaan yang ada dan dirujuk. Pada kasus pergeseran ke dalam canalis mandibularis, pengeluaran harus dilakukan segera sedangkan pada kasus pergeseran ke dalam ruang submandibula, pembedahan biasanya ditunda untuk memungkinkan terjadinya fibrosis terlebih dahulu, sehingga terjadi imobilisasi fragmen akar. Pendekatan ke arah canalis adalah dengan flap mukoperiosteal bukal yang cukup besar dan kemudian melalui alveolus atau dekortikasi lateral ke bukal (pengambilan segmen dataran bukal). Dekortikasi memberikan jalan masuk yang bagus dan memungkinkan dekompresi, atau memperbaiki saraf yang cedera. Ruang submandibula biasanya dicapai dengan membuat flap envelope lingual yang cukup besar yang direfleksikan dari servikal gigi. Musculus mylohyoideus disisihkan sementara sambil memperhatikan nervus lingualis.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Tertunda pada Anak Usia 2 Tahun

L anguage and communication! Yeah, that are two basic thing that are needed badly by human. No lives exist without that things. Language is complex issue, relating to physical, psychological, physiological, and cultural. Language does develop since our first contact with our very first environment, include since in our mother womb. This article emphasizes to the language delay to the kids living in the institutions. Bahasa mengacu baik pada kapasitas manusia secara spesifik yang bersifat dapatan dan digunakan sebagai sistem kompleks komunikasi, atau untuk hal spesifik seperti sistem komunikasi kompleks. Bahasa mempunyai banyak fungsi dan kompleksitas. Tiga fungsi dasar bahasa adalah untuk informasi, ekspresi dan instruksi. Bahasa bukan sesuatu yang diturunkan, tetapi harus dipelajari oleh subjek selama bersinggungan dengan lingkungannya. Makin cepat mereka dimasukkan ke tempat pembinaan makin baik, simpul sebuah penelitian. Oleh Robert Preidt Jumat, Juni 17, 2011 Tertaut Halaman Med...

Obat dengan Risiko Jantung pada Individu Diabetik Geriatri

P eneliti menemukan risiko yang lebih rendah dengan metformin, tetapi para ahli menyatakan penelitian itu bukan akhir. Penelitian terbaru menunjukkan individu yang lebih tua (selanjutnya disebut geriatri) yang mempunyai diabetes tipe 2 yang meminum obat golongan sulfonilurea untuk menurunkan kadar gula darahnya ternyata mempunyai risiko yang lebih tinggi terjenak masalah jantung daripada mereka yang minum golongan metformin. Lebih dari 8.500 individu berusia 65 tahun ke atas yang mengidap diabetes tipe 2 mengikuti penelitian ini, dan 12,4% dari mereka yang diberi sulfonilurea mengalami serangan jantung ataupun cardiovascular events lainnya, dibandingkan dengan mereka yang yang meminum metformin (10,4%). Sebagai tambahan, masalah jantung ini bermula lebih awal selama perjalanan perawatan pada mereka yang menerima obat sulfonilurea. Penelitian bandingan head-to-head dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Diabetes Association (ADA) di San Diego. Karena penemuan ini hend...

Kepekaan Lidah Terhadap Lemak VS Kecenderungan Gemuk

Source: ovealiz.wordpress.com M akanan yang kaya lemak seperti es krim dan salad bermayo menggoda banyak orang, tetapi terdapat bukri baru yang mengindikasikan bahwa beberapa orang sebenarnya bisa “merasakan” lemak yang tersembunyi dalam makanan dan mereka yang tidak bisa melakukannya mempunyai kecenderungan memakan lebih banyak makanan kaya lemak tersebut. Dalam presentasi penelitian berseri yang dilakukan oleh Institusi Teknologi Makanan pada pertemuan tahunan Juni 2011 ini, peneliti menjelaskan mengenai penelitian lambat laun mendukung ide bahwa lemak dan asam lemak dapat dicicip, meskipun ‘rasa’ tersebut dideteksi sebagian besar melalui indera penciuman dan tekstur. Individu yang tidak dapat merasakan lemak mempunyai variansi genetik mengenai cara mereka memproses makanan yang kemudian kemungkinan mengarah kepada ngemil makanan berlemak secara tidak sadar. “Mereka yang lebih sensitif terhadap kandungan lemak lebih gampang mengontrol diet mereka”, kata Kathleen L. Keller, r...

Penelitian Hubungan Antara Penyakit Periodontal dengan Komplikasi Kehamilan

smilevancouver.ca Oleh Yiorgos A. Bobetsis, DDS, PhD; Silvana P. Barros, DDS, PhD; Steven Offenbacher, DDS, PhD, MMSc JADA 2006;137(10 supplement):7S-13S. INTISARI Latar Belakang. Bukti yang bertambah banyak menyatakan bahwa gingivitis dan periodontitis maternal merupakan faktor risiko terjadinya lahir prematur dan kelainan kelahiran. Tipe Penelitian yang Diulas . Untuk mengklarifikasi mekanisme yang memungkinkan antara penyakit periodontal dan kelahiran prematur, peneliti meninjau penelitian mengenai efek infeksi patogen periodontal pada hewan coba terhadap keturunannya, termasuk pertumbuhan fetus, abnormalitas struktural plasenta dan kesehatan neonatus. Setelah laporan pertama, pada tahun 1996, mengenai hubungan potensial antara penyakit periodontal ibu dan kelahiran prematur atau bayi lahir berat rendah pada manusia, beberapa penelitian case control dan prospektif telah dipublikasikan. Ulasan ini mengikhtisarkan hal-hal tersebut, dan juga penelitian terdahulu mengenai...

Diabetes Mellitus Neonatal Permanen (Permanent Neonatal Diabetes Mellitus, PNDM)

Apa itu diabetes mellitus neonatal permanen? Diabetes mellitus neonatal permanen adalah tipe diabetes yang pertama kali terlihat pada usia 6 bulan dan terus ada sepanjang hidup. Tipa diabetes ini ditandai dengan adanya kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Insulin mengontrol berapa banyak glukosa (tipe gula) yang melewati darah menuju sel yang diubah menjadi energi. Individu yang menderita diabetes mellitus neonatal permanen mengalami pertumbuhan yang lambat sebelum lahir (retardasi pertumbuhan intrauterin). Balita yang terkena mengalami hiperglikemia dan hilangnya cairan dalam jumlah besar (dehidrasi) dan tidak mampu menaikkan berat badannya secara normal. Dalam beberapa kasus, individu yang mengalami diabetes mellitus neonatal permanen akan mengalami masalah neurologis, termasuk pertumbuhan yang tertunda dan kejang berulang (epilepsi). Kombinasi antara pertumbuhan yang tertunda, epilepsi, dan diabetes neonatal disebut sindrom DEND...