Gigi Anak

Merawat Senyum Si Kecil dan Keluarga Tercinta

09/10/2009

Aktinomikosis Lidah: Infeksi Bakteri "Penyamar" yang Menyerupai Kanker Mulut (Laporan Kasus)

Gambar lesi nodular keras dengan ulserasi pada lidah kiri pasien lansia, diagnosis banding karsinoma sel skuamosa.

Tingkat Kesulitan: Moderat - Klinis (Advanced) | Estimasi Lama Baca: 7 Menit
Terakhir Diperbarui: 23 Desember 2025

Aktinomikosis sering disebut sebagai "The Great Mimicker" atau si penyamar ulung dalam dunia patologi mulut. Mengapa demikian? Karena manifestasi klinisnya sering kali tumpang tindih dengan keganasan (malignansi) atau infeksi granulomatosa lainnya, sehingga sering menyebabkan kekeliruan diagnosis awal.

Artikel ini akan mengulas sebuah kasus unik pada pasien lansia di mana sebuah infeksi bakteri kronis memberikan gambaran klinis yang sangat mirip dengan karsinoma sel skuamosa.

Latar Belakang Klinis

Seorang pasien laki-laki berusia 78 tahun datang ke klinik bedah mulut dengan keluhan rasa tidak nyaman pada sisi lateral (samping) kiri lidah. Keluhan ini telah dirasakan selama empat minggu, dengan perkembangan lesi yang secara progresif membesar.

Riwayat Medis & Sosial:

  • Sistemik: Tidak ada demam, menggigil, atau malaise. Tidak ada riwayat penyakit kronis atau alergi.
  • Kebiasaan: Riwayat merokok jangka panjang (30 pack-year) dan konsumsi alkohol sesekali.
  • Riwayat Dental: Terdapat riwayat pemasangan blade implant pada rahang bawah kiri sekitar 15 tahun yang lalu untuk menggantikan gigi premolar.

Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Hasil pemeriksaan ekstraoral menunjukkan kondisi stabil tanpa adanya limfadenopati pada area kepala dan leher. Namun, pemeriksaan intraoral memberikan temuan yang sangat mencurigakan secara klinis:

  1. Massa Nodular: Terdapat massa berukuran 1 cm x 1 cm pada batas lateral kiri lidah.
  2. Konsistensi: Keras (indurated) saat dipalpasi.
  3. Permukaan: Disertai dua area ulserasi (luka) terpisah di bagian atas dan bawah massa.
  4. Gejala: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada eksudat (nanah), dan pembukaan mulut normal (45 mm).

Investigasi Diagnostik

Mengingat usia pasien dan riwayat merokok yang signifikan, kecurigaan awal mengarah pada Karsinoma Sel Skuamosa (OSCC).

  • Radiografi: Foto panoramik menunjukkan blade implant berada pada posisi normal dengan resorpsi tulang minimal.
  • Histopatologi (Gold Standard): Dilakukan wedge biopsy. Hasilnya mengejutkan: ditemukan peradangan akut, pembentukan mikro-abses, dan koloni organisme yang secara morfologis konsisten dengan Aktinomikosis, bukan sel ganas.

Pembahasan: Mengapa Aktinomikosis Lidah Sangat Langka?

Aktinomikosis disebabkan oleh bakteri Gram-positif anaerob, terutama Actinomyces israelii. Secara tradisional, infeksi ini ditandai dengan pembentukan abses "dingin" dan saluran fistula yang mengeluarkan butiran kuning (sulfur granules).

Presentasi Atipikal pada Kasus Ini: Kasus ini dianggap atipikal karena:

  1. Lokasi: Lidah adalah organ yang sangat jarang terkena aktinomikosis (hanya <3% dari semua kasus servikofasial).
  2. Manifestasi: Muncul sebagai ulkus tunggal yang keras tanpa adanya fistula atau nanah yang nyata.
  3. Faktor Predisposisi: Diduga adanya trauma kronis atau iritasi dari blade implant lama. Bakteri Actinomyces adalah flora normal mulut yang bersifat oportunistik; mereka membutuhkan pintu masuk (mukosa yang terluka) dan lingkungan rendah oksigen untuk berkembang biak.

Tatalaksana dan Hasil Perawatan

Terapi aktinomikosis memerlukan pendekatan ganda: farmakoterapi jangka panjang dan eliminasi faktor mekanis.

  • Antibiotik: Pasien diberikan Penicillin VK 500 mg setiap 6 jam selama 3 minggu. Penicillin tetap menjadi pilihan utama karena bakteri ini sangat sensitif terhadap golongan beta-laktam.
  • Tindakan Bedah: Karena blade implant dicurigai sebagai reservoir bakteri (nidus), maka dilakukan pengangkatan implan beserta gigi tiruannya.
  • Follow-up: Dalam waktu satu bulan, lesi menunjukkan resolusi lengkap. Lidah kembali normal tanpa ada tanda-tanda kekambuhan.

Kesimpulan dan Pesan untuk Klinisi

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para dokter gigi bahwa:

  • Biopsi adalah Keharusan: Jangan pernah mendiagnosis keganasan atau infeksi hanya berdasarkan tampilan visual. Investigasi jaringan sangat krusial untuk menghindari prosedur bedah radikal yang tidak perlu (misalnya glosektomi pada kasus yang ternyata hanya infeksi).
  • Evaluasi Implan Lama: Implan jenis lama seperti blade implant dapat menjadi faktor risiko lokal infeksi kronis jika integritas mukosa di sekitarnya terganggu.
  • Diagnosis Banding: Selalu masukkan aktinomikosis dalam diagnosis banding lesi ulseratif kronis pada mulut, terutama jika pasien memiliki riwayat trauma lokal.


Referensi

  1. Smego, R. A., & Foglia, G. (2011). Actinomycosis. Clinical Infectious Diseases.
  2. Valour, F., et al. (2014). Actinomycosis: etiology, clinical features, diagnosis, treatment, and management. Infection and Drug Resistance.
  3. Crossman, T., et al. (2015). Actinomycosis of the tongue: a diagnostic dilemma. British Journal of Oral and Maxillofacial Surgery.
  4. Guidelines on Antimicrobial Therapy for Head and Neck Infections (2024 Update).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar