
Tingkat Kesulitan: Menengah - Tinggi (Akademis & Klinis) | Waktu Baca: ± 15 Menit
Terakhir Diperbarui: 23 Desember 2025
Diabetes melitus merupakan istilah medis untuk sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia, atau peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kondisi ini terjadi akibat defisiensi sekresi insulin, resistensi seluler terhadap kerja insulin, atau kombinasi keduanya. Abnormalitas ini berdampak luas pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh.
Mekanisme Patofisiologis Sistemik
Peningkatan kadar gula darah memicu berbagai mekanisme yang merugikan di tingkat seluler:
- Aktivasi Jalur Sorbitol: Memicu pembengkakan sel.
- Advanced Glycation Endproducts (AGEs): Protein yang terglikasi dan merusak struktur jaringan.
- Stres Oksidatif: Peningkatan radikal bebas yang merusak sel.
- Gangguan Metabolisme Lipid: Memperparah kondisi pembuluh darah.
Mekanisme inilah yang mendasari komplikasi klasik diabetes seperti retinopati (mata), nefropati (ginjal), makrovaskuler (jantung/stroke), serta penyembuhan luka yang lambat.
Manifestasi Klinis Diabetes di Rongga Mulut
Selain penyakit periodontal, terdapat berbagai kelainan rongga mulut lain yang sering diasosiasikan dengan diabetes melitus:
1. Karies Gigi (Gigi Berlubang)
Hubungan ini bersifat kompleks. Pada penderita diabetes tipe 2, risiko karies dapat meningkat akibat pola makan tinggi kalori dan penurunan aliran saliva. Kurangnya buffering capacity dari saliva membuat email gigi lebih rentan terhadap dekalsifikasi asam.
2. Disfungsi Saliva (Xerostomia)
Keluhan mulut kering (xerostomia) sangat umum pada penderita diabetes. Kondisi ini dapat disebabkan oleh neuropati otonom yang memengaruhi kelenjar liur, efek samping obat-obatan, atau dehidrasi sistemik.
3. Penyakit Mukosa dan Infeksi Jamur
Kandidiasis oral (infeksi jamur) adalah temuan yang konsisten. Lingkungan mulut yang kaya glukosa dan sistem imun yang menurun (immunocompromised) menjadi media tumbuh yang sempurna bagi jamur Candida albicans.
4. Gangguan Pengecapan dan Neurosensorik
Penderita sering mengalami burning mouth syndrome (mulut terbakar) dan gangguan indra pengecap (dysgeusia), yang sering kali disebabkan oleh neuropati perifer.
Periodontitis: Komplikasi Utama (The 6th Complication)
Sejak tahun 1993, penyakit periodontal telah dinyatakan sebagai komplikasi keenam dari diabetes melitus. Hubungan ini bersifat dua arah: diabetes memperburuk kondisi gusi, dan infeksi gusi memperburuk kontrol gula darah.
Mekanisme Biologis AGEs-RAGE
Pada pasien diabetes, terjadi akumulasi Advanced Glycation Endproducts (AGEs) yang berikatan dengan reseptor seluler (RAGE) pada sel imun. Ikatan ini memicu pelepasan sitokin pro-inflamasi (TNF-alpha, IL-1 beta) secara masif, menyebabkan hancurnya tulang pendukung gigi secara progresif.
| Parameter | Pengaruh Diabetes terhadap Mulut | Pengaruh Infeksi Mulut terhadap Diabetes |
| Respon Imun | Menurunkan fungsi kemotaksis neutrofil. | Meningkatkan resistensi insulin sistemik. |
| Penyembuhan | Menurunkan sintesis kolagen. | Memperparah peradangan kronis. |
| Kontrol Gula | Gula darah tinggi meningkatkan glukosa di sulkus gusi. | Infeksi kronis menyulitkan kontrol HbA1c. |
Pengayaan: Perspektif 2025 dan Kedokteran Gigi Anak
Mengingat pentingnya diagnosis dini, berikut adalah pengayaan berdasarkan perkembangan medis terbaru 2025:
1. Diabetes Tipe 1 pada Anak dan Kesehatan Gigi
Pada pasien pediatrik dengan diabetes tipe 1, perhatian khusus harus diberikan pada jadwal erupsi gigi yang mungkin lebih cepat dan risiko inflamasi gusi yang muncul lebih awal meskipun kebersihan mulut terlihat baik. Edukasi camilan sehat (seperti pisang sebagai pengganti gula rafinasi) menjadi krusial.
2. Monitoring HbA1c di Klinik Gigi
Tahun 2025 menekankan peran dokter gigi sebagai "lini depan" skrining diabetes. Penggunaan Point-of-Care Testing (POCT) untuk cek HbA1c di klinik gigi sangat dianjurkan bagi pasien dengan periodontitis agresif yang tidak kunjung sembuh.
3. Manajemen Stres dan Kontrol Glukemik
Stres saat perawatan gigi dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang meningkatkan gula darah. Protokol anestesi lokal yang efektif dan manajemen kecemasan (terutama pada anak) membantu menjaga stabilitas metabolik selama tindakan.
Kesimpulan
Diabetes melitus bukan hanya masalah gula darah, tetapi masalah kesehatan sistemik yang berdampak signifikan pada rongga mulut. Penyakit periodontal yang tidak dirawat dapat meningkatkan risiko komplikasi jantung dan ginjal. Oleh karena itu, pemeriksaan gigi rutin setiap 3-6 bulan bagi penderita diabetes bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk mencapai kontrol metabolik yang optimal.
Daftar Pustaka / Referensi Utama
- Lamster, I. B., et al. (2008). The Relationship Between Oral Health and Diabetes Mellitus. J Am Dent Assoc, 139, 19S-24S.
- Löe, H. (1993). Periodontal disease: the sixth complication of diabetes mellitus. Diabetes Care.
- Taylor, G. W., & Borgnakke, W. S. (2008). Periodontal disease: associations with diabetes, glycemic control and complications. Oral Dis.
- FDI World Dental Federation. (2024 Update). Diabetes and Oral Health: Global Clinical Guidelines.
- American Diabetes Association (ADA). (2025). Standards of Care in Diabetes—Oral Health Integration.
mb yuki,,mau tanya,,
BalasHapusini diterjemahkan langsung dari buku atau dari artikel org lain di website?
kalau dari artikel orang lain,,boleh saya tau artikel tersebut di-publish dimana?
trimakasih sblmnya.
Halo Dokter Artha (FK Undip '07), mohon maaf yang sebesar-besarnya karena pertanyaan ini baru terbalas setelah belasan tahun. Senang sekali melihat semangat belajarnya sejak dulu.
HapusTerkait sumbernya, artikel ini saya susun berdasarkan jurnal ilmiah tertentu. Karena jurnal tersebut bersifat berbayar/langganan (paywalled), saya tidak bisa mencantumkan tautan unduhan langsungnya di sini. Namun, jika Dokter masih membutuhkan atau menghendaki file PDF aslinya untuk referensi, silakan jangan ragu untuk menghubungi saya. Saya akan dengan senang hati berbagi. Salam sejawat!