
Tingkat Kesulitan: Menengah (Akademis & Klinis) | Waktu Baca: ± 12 Menit
Terakhir Diperbaharui: 23 Desember 2025
Memahami anestesi sejatinya adalah memahami anatomi dan fisiologi tubuh manusia secara utuh. Dalam praktik kedokteran gigi, anestesi lokal merupakan fondasi utama manajemen nyeri (pain control) yang krusial untuk menjamin keamanan serta kesejahteraan pasien (patient’s welfare).
Pendahuluan: Arsip Materi Kuliah Bedah Mulut
Artikel ini disusun berdasarkan catatan berharga dari mata kuliah Anestesi (Blok Bedah Mulut) yang disampaikan oleh drg. Poerwati Soetji R, SpBM. Sebagai pembuka dari rangkaian tujuh bagian, tulisan ini membahas konsep dasar serta urgensi penguasaan anestesi bagi praktisi.
Urgensi Mempelajari Anestesi
- Kurikulum Wajib: Kompetensi dasar akademik bagi setiap calon dokter gigi.
- Manajemen Nyeri: Menjaga kenyamanan pasien agar prosedur dapat berlangsung tanpa hambatan psikologis.
- Disiplin Ilmu Terintegrasi: Menghubungkan anatomi, neurologi, farmakologi, hingga penyakit dalam.
- Aplikasi Klinis: Dibutuhkan di semua spesialisasi, dari Bedah Mulut hingga Kedokteran Gigi Anak.
Konsep Dasar Anestesi Lokal
1. Definisi
- Farmakologis: Obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup (Ganiswarna, 1995).
- Klinis: Obat yang menyebabkan anestesia (mati rasa) atau melumpuhkan ujung saraf sensorik maupun serabut saraf pada tempat pemberian obat (Dorland, 1998).
2. Indikasi Penggunaan
Anestesi lokal digunakan pada prosedur rutin (pencabutan, penambalan), pasien dengan kondisi fisik lemah yang berisiko jika dianestesi umum, serta prosedur dengan morbiditas rendah yang memungkinkan pasien langsung pulang.
3. Kontraindikasi
- Infeksi Akut: pH jaringan yang asam saat infeksi akan menetralisir sifat basa bahan anestesi, menyebabkan obat tidak bekerja maksimal.
- Faktor Pasien: Pasien dengan fobia dental berat, gangguan mental tidak kooperatif, atau riwayat alergi zat anestesi.
Tabel Perbandingan Durasi Kerja Bahan Amida (Update 2025)
Pemilihan bahan harus disesuaikan dengan estimasi waktu tindakan untuk efisiensi dosis.
| Bahan Anestesi | Konsentrasi & Vasokonstriktor | Durasi Pulpa (Gigi) | Durasi Jaringan Lunak |
| Lidocaine | 2% + Epinephrine $1:100.000$ | ± 60 Menit | 3 - 5 Jam |
| Articaine | 4% + Epinephrine $1:100.000$ | ± 60 - 75 Menit | 3 - 6 Jam |
| Mepivacaine | 3% (Plain / Tanpa Vaso) | ± 20 - 40 Menit | 2 - 3 Jam |
| Bupivacaine | 0.5% + Epinephrine $1:200.000$ | ± 90 - 180 Menit | 4 - 9 Jam |
Pengayaan: Checklist Pertimbangan Sistemik (Pre-Anesthesia)
Sebelum melakukan penyuntikan, dokter gigi wajib melakukan skrining kesehatan umum untuk menghindari komplikasi darurat.
| Kondisi Sistemik | Ambang Batas / Pertimbangan | Tindakan Medis |
| Tekanan Darah | Hipertensi Tahap 2 ($>160/100$ $mmHg$) | Tunda tindakan. Hindari penggunaan Epinephrine konsentrasi tinggi. |
| Penyakit Jantung | Riwayat serangan jantung < 6 bulan | Kontraindikasi. Rujuk ke spesialis jantung terlebih dahulu. |
| Diabetes Melitus | Gula Darah Sewaktu $>200$ $mg/dL$ | Risiko infeksi tinggi & penyembuhan luka lambat pasca-anestesi. |
| Hipertiroidisme | Belum terkontrol | Sangat sensitif terhadap Epinephrine; risiko krisis tiroid. |
| Kehamilan | Trimester 1 & 3 | Trimester 2 adalah waktu teraman untuk tindakan darurat dengan anestesi. |
| Alergi | Riwayat alergi obat golongan Ester/Amida | Gunakan bahan dari golongan yang berbeda atau tes alergi terlebih dahulu. |
Klasifikasi Kimiawi Bahan Anestesi Lokal
Secara kimiawi, bahan anestesi dibagi menjadi:
- Golongan Ester: (Procaine, Benzocaine). Memiliki risiko alergi lebih tinggi (kaitan dengan PABA).
- Golongan Amida: (Lidocaine, Articaine). Paling banyak digunakan, stabil, dan risiko alergi minimal.
- Golongan Hidroksi: Umumnya digunakan sebagai anestesi topikal.
Kesimpulan
Keberhasilan anestesi lokal tidak hanya bergantung pada teknik penyuntikan, tetapi juga pada ketajaman dokter dalam menilai kondisi sistemik pasien. Skrining yang ketat dan pemilihan bahan yang tepat adalah kunci utama praktik kedokteran gigi yang aman.
Daftar Pustaka / Referensi
- Supervisor: drg. Poerwati Soetji R, SpBM (Materi Kuliah Blok Bedah Mulut).
- Malamed, S. F. (2025). Handbook of Local Anesthesia (8th Edition). Elsevier.
- Ganiswarna, S. (1995). Farmakologi dan Terapi. FK UI.
- Becker, D. E., & Reed, K. L. (2012). Essentials of Local Anesthetic Pharmacology. Anesthesia Progress.
- American Dental Association (ADA). (2025). Systemic Health and Dental Management Guidelines.
Nantikan pembahasan selanjutnya: Bagian 2 - Nyeri dan Pengendalian Nyeri (Pain Control).
Great and fantastic blog. I am interested very much in the subject matter of your blog, it’s my first visit. I like very much your way of presentation. I am so much interested to join your network. Thanks for sharing this post. Keep blogging.
BalasHapusLawrenceville dentist
Hello! Please accept my sincerest apologies for this incredibly late reply—it has been quite a while since 2010! I am truly honored by your kind words, especially coming from a fellow dentist. Even after all these years, your encouragement to 'keep blogging' means a lot to me. I hope you are doing well and still practicing great dentistry in Lawrenceville. Thank you for visiting!
Hapus