Skip to main content

Perawatan At-Home (part 5 of 8)


There are two kinds of treatments of dentin hypersensitivity: At-Home and In-Office. This grouping is based on complexity and the diagnosis. The At-Home treatments are desensitizing toothpastes/dentifrices, potassium salts, toothpaste application and mouthwash and chewing gums.


Pasta gigi desensitisasi. Pasta gigi adalah bahan yang paling luas digunakan untuk membawa bahan desensitisasi secara bebas (over-the-counter). Pasta gigi desensitisasi yang pertama muncul di pasaran diklaim dapat menutup tubulus dentinalis (mengandung garam stronsium dan flouride) ataupun menghancurkan elemen vital di dalam tubulus dentinalis (yang mengandung formaldehida). Sekarang, sebagian besar pasta gigi desensitisasi mengandung garam potasium seperti potasium nitrat, potasium klorida ataupun potasium sitrat, melalui salah satu penelitian (34), dijelaskan bahwa pasta gigi remineralisasi yang mengandung sodium flouride dan kalsium fosfat dapat mengurangi HD.

Garam potasium. Pasta gigi yang mengandung potasium nitrat telah digunakan sejak tahun 1980 (35). Sejak saat itu, pasta gigi yang mengandung potasium klorida atau potasium nitrat dikomersialisasikan (36). Ion potasium diduga berdifusi sepanjang tubulus dentinalis dan mengurangi kepekaan saraf intradental melalui penggantian potensi membrannya (26, 37). Efikasi potasium nitrat dalam mengurangi HD, bagaimanapun, tida didukung kuat oleh literatur, menurut Poulsen dkk (38). Penulis ini melakukan meta-analisis percobaan klinis potasium nitrat pada pasta gigi yang mengandung potasium nitrat yang dipasarkan hingga tahun 1998. Delapan penelitian memberikan kepuasan pada kriteria inklusi mereka, tetapi hanya 4 penelitian yang memberikan informasi cukup untuk dimasukkan ke dalam meta-analisis final mereka.

Sejak tahun 2000, beberapa percobaan tentang pasta gigi mengandung-potasium telah dipublikasikan. Beberapa penelitian ini membandingkan formulasi pasta gigi yang berbeda. Sebagai contohnya, enam penelitian (39 – 44) menyatakan bahwa pasta gigi yang mengandung potasium nitrat 5% ataupun potasium klorida 3,75% secara signidikan mengurangi HD ketika dibandingkan dengan garis dasar atau kontrol negatif. Produk yang mengandung potasiun nitrat 5%atau stannous florida 0,454% dalam produk berbasis silika secara signifikan mengurangi HD daripada pasta gigi yang mengandung potasium nitrat 5% dan sodium flouride 0,243% pada basis silika (39, 40) atau bahkan daripada formulasi alternatif yang mengandung potasium nitrat 5% dan sodium monofluorofosfat 0,76% dalam basis dikalsium fosfat (41, 42).

Pada penelitian in vitro konduktans hidrolik pada piringan dentin (25) mengkonfirmasi penemuan percobaan klinis ini (39 – 42). Produk yang mengandung potasium nitrat 5% dan stannous flouride 0,454% dalam basis silika, yang mengurangi HD secara signifikan, ternyata juga mempunyai konduktans hidrolik (permeabilitas) paling rendah dan mempunyai fluks ion potasium ke dalam pada piringan dentin yang paling besar.
Dua penelitian mendukung efektivitas desensitisasi pasta yang mengandung potasium sitrat (45, 46). Beberapa pasta gigi mengandung bahan lain seperti flouride (contohnya, sodium monofluoro-phosphate, sodium fluoride, stannous fluoride) dan agen antiplak bersamaan dengan agen desensitisasi dan abrasif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bahan-bahan ini tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dua penelitian menemukan bahwa bahan antiplak triclosan dan zinc sitrat tidak berinteraksi dengan efikasi desensitisasi potasium nitrat ataupun sitrat (44, 46).

Penggunaan pasta gigi. Dokter gigi harus memberi tahu pasien bagaimana menggunakan pasta gigi dan memonitor teknik menyikat gignya. Pasta gigi sebaiknya dipakai bersama dengan menyikat gigi. Tidak ada bukti yang menunjukkan penggunaan jari dengan pasta gigi meningkatkan efektivitasnya (1). Beberapa pasien mempunyai kebiasaan berkumur dengan ait setelah menyikat gigi. Berkumur dengan air dapat menghilangkan bahan aktif dan rongga mlut sehingga mengurangi efikasi efek pengurangan-karies pasta gigi berflouride (47).

Obat kumur dan permen karet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat kumur yang mengandung potasium nitrat dan sodium flouride (48, 49), potasium sitrat atau sodium flouride (50) ataupun campuran flouride (51) dapat mengurangi HD. Dalam salah satu penelitian ini (48), ada efek obat kumur secara signifikan lebih tinggi darpada produk kontrol. Penelitian lain (52) menyimpulkan bahwa permen karet yang mengandung potasium klorida secara signifikan mengurangi HD, tetapi penelitian ini belum memasukkan kelompok kontrol.

Keparahan HD sebaiknya dinilai kembali dua hingga empat minggu setelah awal perawatan untu kmenentukan efektivitas tingkat pertama perawatan desensitisasi (Gambar 3). Jika perawatan at-home gagal mengurangi HD dibandingkan dengan tingkat dasar, maka tingkat selanjutnya, yaitu metode in-office (Gambar 3) sebaiknya dimulai.

Referensi:
1. Orchardson R., Gillam DG., 2006, Managing Dentin Hypersensitivity, JADA Assoc, Vol 137 (7) : 990-8
2. http://jada.ada.org/content/137/7/990.full

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Tertunda pada Anak Usia 2 Tahun

L anguage and communication! Yeah, that are two basic thing that are needed badly by human. No lives exist without that things. Language is complex issue, relating to physical, psychological, physiological, and cultural. Language does develop since our first contact with our very first environment, include since in our mother womb. This article emphasizes to the language delay to the kids living in the institutions. Bahasa mengacu baik pada kapasitas manusia secara spesifik yang bersifat dapatan dan digunakan sebagai sistem kompleks komunikasi, atau untuk hal spesifik seperti sistem komunikasi kompleks. Bahasa mempunyai banyak fungsi dan kompleksitas. Tiga fungsi dasar bahasa adalah untuk informasi, ekspresi dan instruksi. Bahasa bukan sesuatu yang diturunkan, tetapi harus dipelajari oleh subjek selama bersinggungan dengan lingkungannya. Makin cepat mereka dimasukkan ke tempat pembinaan makin baik, simpul sebuah penelitian. Oleh Robert Preidt Jumat, Juni 17, 2011 Tertaut Halaman Med...

Obat dengan Risiko Jantung pada Individu Diabetik Geriatri

P eneliti menemukan risiko yang lebih rendah dengan metformin, tetapi para ahli menyatakan penelitian itu bukan akhir. Penelitian terbaru menunjukkan individu yang lebih tua (selanjutnya disebut geriatri) yang mempunyai diabetes tipe 2 yang meminum obat golongan sulfonilurea untuk menurunkan kadar gula darahnya ternyata mempunyai risiko yang lebih tinggi terjenak masalah jantung daripada mereka yang minum golongan metformin. Lebih dari 8.500 individu berusia 65 tahun ke atas yang mengidap diabetes tipe 2 mengikuti penelitian ini, dan 12,4% dari mereka yang diberi sulfonilurea mengalami serangan jantung ataupun cardiovascular events lainnya, dibandingkan dengan mereka yang yang meminum metformin (10,4%). Sebagai tambahan, masalah jantung ini bermula lebih awal selama perjalanan perawatan pada mereka yang menerima obat sulfonilurea. Penelitian bandingan head-to-head dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Diabetes Association (ADA) di San Diego. Karena penemuan ini hend...

Kepekaan Lidah Terhadap Lemak VS Kecenderungan Gemuk

Source: ovealiz.wordpress.com M akanan yang kaya lemak seperti es krim dan salad bermayo menggoda banyak orang, tetapi terdapat bukri baru yang mengindikasikan bahwa beberapa orang sebenarnya bisa “merasakan” lemak yang tersembunyi dalam makanan dan mereka yang tidak bisa melakukannya mempunyai kecenderungan memakan lebih banyak makanan kaya lemak tersebut. Dalam presentasi penelitian berseri yang dilakukan oleh Institusi Teknologi Makanan pada pertemuan tahunan Juni 2011 ini, peneliti menjelaskan mengenai penelitian lambat laun mendukung ide bahwa lemak dan asam lemak dapat dicicip, meskipun ‘rasa’ tersebut dideteksi sebagian besar melalui indera penciuman dan tekstur. Individu yang tidak dapat merasakan lemak mempunyai variansi genetik mengenai cara mereka memproses makanan yang kemudian kemungkinan mengarah kepada ngemil makanan berlemak secara tidak sadar. “Mereka yang lebih sensitif terhadap kandungan lemak lebih gampang mengontrol diet mereka”, kata Kathleen L. Keller, r...

Penelitian Hubungan Antara Penyakit Periodontal dengan Komplikasi Kehamilan

smilevancouver.ca Oleh Yiorgos A. Bobetsis, DDS, PhD; Silvana P. Barros, DDS, PhD; Steven Offenbacher, DDS, PhD, MMSc JADA 2006;137(10 supplement):7S-13S. INTISARI Latar Belakang. Bukti yang bertambah banyak menyatakan bahwa gingivitis dan periodontitis maternal merupakan faktor risiko terjadinya lahir prematur dan kelainan kelahiran. Tipe Penelitian yang Diulas . Untuk mengklarifikasi mekanisme yang memungkinkan antara penyakit periodontal dan kelahiran prematur, peneliti meninjau penelitian mengenai efek infeksi patogen periodontal pada hewan coba terhadap keturunannya, termasuk pertumbuhan fetus, abnormalitas struktural plasenta dan kesehatan neonatus. Setelah laporan pertama, pada tahun 1996, mengenai hubungan potensial antara penyakit periodontal ibu dan kelahiran prematur atau bayi lahir berat rendah pada manusia, beberapa penelitian case control dan prospektif telah dipublikasikan. Ulasan ini mengikhtisarkan hal-hal tersebut, dan juga penelitian terdahulu mengenai...

Diabetes Mellitus Neonatal Permanen (Permanent Neonatal Diabetes Mellitus, PNDM)

Apa itu diabetes mellitus neonatal permanen? Diabetes mellitus neonatal permanen adalah tipe diabetes yang pertama kali terlihat pada usia 6 bulan dan terus ada sepanjang hidup. Tipa diabetes ini ditandai dengan adanya kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Insulin mengontrol berapa banyak glukosa (tipe gula) yang melewati darah menuju sel yang diubah menjadi energi. Individu yang menderita diabetes mellitus neonatal permanen mengalami pertumbuhan yang lambat sebelum lahir (retardasi pertumbuhan intrauterin). Balita yang terkena mengalami hiperglikemia dan hilangnya cairan dalam jumlah besar (dehidrasi) dan tidak mampu menaikkan berat badannya secara normal. Dalam beberapa kasus, individu yang mengalami diabetes mellitus neonatal permanen akan mengalami masalah neurologis, termasuk pertumbuhan yang tertunda dan kejang berulang (epilepsi). Kombinasi antara pertumbuhan yang tertunda, epilepsi, dan diabetes neonatal disebut sindrom DEND...