Skip to main content

Anatomy: Perkembangan Neurocranium (part 2)




Perkembangan Cranium
Tulang-tulang yang membentuk calvaria dan beberapa bagian dasar tengkorak berasal dari perkembangan penulangan intramembran (membranous ossification), sedangkan hampir keseluruhan pembentuk dasar tengkorak merupakan perkembangan dari penulangan endokondral (endochondral ossification). (Moore and Dalley, 1999). Cranium berkembang dari mesenkim disekitar otak yang berkembang. Cranium dibagi menjadi dua bagian meskipun mereka tidak terpisah total secara embriologi., yaitu (a) neurocranium, yaitu tulang-tulang yang melindungi otak, berbentuk kubah besar, berhubungan dengan system saraf pusat dan indera dan (b) viscerocranium, yaitu tulang-tulang yang membentuk wajah, berhubungan dengan alimentary dan respirasi. (Falkner, 1978).


Neurocranium membranosa
Penulangan intramembran yang terjadi pada mesenkim pada sisi lateral dan kap otak membentuk calvaria (atap tengkorak). Sisi dan atap tengkorak berkembang dari mesenkim yang mengelilingi otak dan mengalami penulangan membranosa yang ditandai dengan terdapatnya spikula tulang berbentuk seperti jarum. Spikula ini secara progresif memancar dari pusat penulangan primer ke arah tepi. Dengan berlanjutnya pertumbuhan selama kehidupan janin dan setelah kelahiran, tulang membranosa membesar melalui peletakan lapisan-lapisan baru di atas permukaan luar dan melalui penyerapan osteoklastik yang berturut-turut dari arah dalam.

Neurocranium Kartilaginosa/ Kondrocranium
Bagian tengkorak ini pada permulaan terdiri dari sejumlah tulang (kartilago) yang terpisah-pisah. Bila kartilago ini menyatu dan menulang oleh pertulangan endokondral, maka terbentuk dasar tengkorak.

Dasar tulang occipitale dibentuk oleh kartilago parakondral dan badan ketiga sklerotom occipital. Ke arah mulut dari lempeng dasar occipitale ditemukan kartilago hipofisis dan trabecula cranii. Kartilago hipofisis membentuk daerah sekitar hipofisis atau glandula pituitary, ia juga menyatu untuk membentuk corpus os sphenoidale. Trabeculae cranii berfusi dan membentuk os ethmoidale yang meluas dari daerah hidung hingga batas depan foramen magnum.

Sejumlah pemadatan mesenkim lainnya timbul di kanan dan kiri lempeng tengah. Paling ujung ke arah mulut, ala orbitalis, membentuk sayap kecil (ala parva) os sphenoidale. Ke caudal, ia diikuti oleh ala temporalis yang membentuk sayap besar (ala magna) os sphenoidale. Unsur ketiga sampai perotik, membentuk pars petrosa dan pars mastoidea os temporale. Ketiga unsur ini kemudian menyatu dengan lempeng tengah dan satu dengan yang lainnya, kecuali pada pembukaan dimana saraf otak meninggalkan tengkorak (foramen opticum). (Sadler, 1993). Kapsul otic (otic capsules) muncul di sekitar telinga dalam yang sedang berkembang atau otic vesicles dan membentuk pars petrosa dan pars mastoidea os temporale. Kapsul nasal (nasal capsule) berkembang di sekitar cavum nasal dan berperan dalam membentuk os ethmoidale. (Moore & Al Azzindani, 1982).


Dasar Tengkorak (Cranial Base)

Dasar tengkorak secara garis besar tersusun oleh pembentukan tulang melalui penulangan precursor kartilago. Dasar tengkorak terbentuk dari pars basilaris os occipitale, os sphenoidale, pars petrosa os temporale dan os ethmoidale. Mekanisme pertumbuhan postnatal terutama ditemukan pada region yang mengalami osifikasi endokondral. Misalnya pada sphenooccipitale synchondrosis yang aktif hingga usia 12-15 tahun dan bergabung pada usia 17-20 tahun. Penggantian kartilago pada tempat ini berhubungan dengan pertumbuhan ke depan pada seluruh segmen anterior cranium. Gerakan ke anterior dengan cara ini menyebabkan kenaikan dimensi anteroposterior nasofaring dan membawa tulang-tulang wajah bagian atas untuk maju. Pada saat yang sama, fossa mandibula (tempat bersendi dengan processus condyloideus) menjadi lebih kea rah posterior dan inferior. lalu, pertumbuhan anteroposterior mandibula harus lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan maxilla, jika pertumbuhan gigi dan oklusi benar.


Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Tertunda pada Anak Usia 2 Tahun

L anguage and communication! Yeah, that are two basic thing that are needed badly by human. No lives exist without that things. Language is complex issue, relating to physical, psychological, physiological, and cultural. Language does develop since our first contact with our very first environment, include since in our mother womb. This article emphasizes to the language delay to the kids living in the institutions. Bahasa mengacu baik pada kapasitas manusia secara spesifik yang bersifat dapatan dan digunakan sebagai sistem kompleks komunikasi, atau untuk hal spesifik seperti sistem komunikasi kompleks. Bahasa mempunyai banyak fungsi dan kompleksitas. Tiga fungsi dasar bahasa adalah untuk informasi, ekspresi dan instruksi. Bahasa bukan sesuatu yang diturunkan, tetapi harus dipelajari oleh subjek selama bersinggungan dengan lingkungannya. Makin cepat mereka dimasukkan ke tempat pembinaan makin baik, simpul sebuah penelitian. Oleh Robert Preidt Jumat, Juni 17, 2011 Tertaut Halaman Med...

Obat dengan Risiko Jantung pada Individu Diabetik Geriatri

P eneliti menemukan risiko yang lebih rendah dengan metformin, tetapi para ahli menyatakan penelitian itu bukan akhir. Penelitian terbaru menunjukkan individu yang lebih tua (selanjutnya disebut geriatri) yang mempunyai diabetes tipe 2 yang meminum obat golongan sulfonilurea untuk menurunkan kadar gula darahnya ternyata mempunyai risiko yang lebih tinggi terjenak masalah jantung daripada mereka yang minum golongan metformin. Lebih dari 8.500 individu berusia 65 tahun ke atas yang mengidap diabetes tipe 2 mengikuti penelitian ini, dan 12,4% dari mereka yang diberi sulfonilurea mengalami serangan jantung ataupun cardiovascular events lainnya, dibandingkan dengan mereka yang yang meminum metformin (10,4%). Sebagai tambahan, masalah jantung ini bermula lebih awal selama perjalanan perawatan pada mereka yang menerima obat sulfonilurea. Penelitian bandingan head-to-head dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Diabetes Association (ADA) di San Diego. Karena penemuan ini hend...

Kepekaan Lidah Terhadap Lemak VS Kecenderungan Gemuk

Source: ovealiz.wordpress.com M akanan yang kaya lemak seperti es krim dan salad bermayo menggoda banyak orang, tetapi terdapat bukri baru yang mengindikasikan bahwa beberapa orang sebenarnya bisa “merasakan” lemak yang tersembunyi dalam makanan dan mereka yang tidak bisa melakukannya mempunyai kecenderungan memakan lebih banyak makanan kaya lemak tersebut. Dalam presentasi penelitian berseri yang dilakukan oleh Institusi Teknologi Makanan pada pertemuan tahunan Juni 2011 ini, peneliti menjelaskan mengenai penelitian lambat laun mendukung ide bahwa lemak dan asam lemak dapat dicicip, meskipun ‘rasa’ tersebut dideteksi sebagian besar melalui indera penciuman dan tekstur. Individu yang tidak dapat merasakan lemak mempunyai variansi genetik mengenai cara mereka memproses makanan yang kemudian kemungkinan mengarah kepada ngemil makanan berlemak secara tidak sadar. “Mereka yang lebih sensitif terhadap kandungan lemak lebih gampang mengontrol diet mereka”, kata Kathleen L. Keller, r...

Penelitian Hubungan Antara Penyakit Periodontal dengan Komplikasi Kehamilan

smilevancouver.ca Oleh Yiorgos A. Bobetsis, DDS, PhD; Silvana P. Barros, DDS, PhD; Steven Offenbacher, DDS, PhD, MMSc JADA 2006;137(10 supplement):7S-13S. INTISARI Latar Belakang. Bukti yang bertambah banyak menyatakan bahwa gingivitis dan periodontitis maternal merupakan faktor risiko terjadinya lahir prematur dan kelainan kelahiran. Tipe Penelitian yang Diulas . Untuk mengklarifikasi mekanisme yang memungkinkan antara penyakit periodontal dan kelahiran prematur, peneliti meninjau penelitian mengenai efek infeksi patogen periodontal pada hewan coba terhadap keturunannya, termasuk pertumbuhan fetus, abnormalitas struktural plasenta dan kesehatan neonatus. Setelah laporan pertama, pada tahun 1996, mengenai hubungan potensial antara penyakit periodontal ibu dan kelahiran prematur atau bayi lahir berat rendah pada manusia, beberapa penelitian case control dan prospektif telah dipublikasikan. Ulasan ini mengikhtisarkan hal-hal tersebut, dan juga penelitian terdahulu mengenai...

Diabetes Mellitus Neonatal Permanen (Permanent Neonatal Diabetes Mellitus, PNDM)

Apa itu diabetes mellitus neonatal permanen? Diabetes mellitus neonatal permanen adalah tipe diabetes yang pertama kali terlihat pada usia 6 bulan dan terus ada sepanjang hidup. Tipa diabetes ini ditandai dengan adanya kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Insulin mengontrol berapa banyak glukosa (tipe gula) yang melewati darah menuju sel yang diubah menjadi energi. Individu yang menderita diabetes mellitus neonatal permanen mengalami pertumbuhan yang lambat sebelum lahir (retardasi pertumbuhan intrauterin). Balita yang terkena mengalami hiperglikemia dan hilangnya cairan dalam jumlah besar (dehidrasi) dan tidak mampu menaikkan berat badannya secara normal. Dalam beberapa kasus, individu yang mengalami diabetes mellitus neonatal permanen akan mengalami masalah neurologis, termasuk pertumbuhan yang tertunda dan kejang berulang (epilepsi). Kombinasi antara pertumbuhan yang tertunda, epilepsi, dan diabetes neonatal disebut sindrom DEND...