Gigi Anak

Merawat Senyum Si Kecil dan Keluarga Tercinta

13/09/2009

Panduan Komprehensif Teknik Anestesi Nervus Maksilaris dalam Kedokteran Gigi

Ilustrasi titik injeksi anestesi rahang atas meliputi blok PSA, infraorbital, nasopalatina, dan palatina mayor untuk prosedur kedokteran gigi.

Tingkat Kesulitan: Tinggi (Bedah Mulut & Klinis) | Waktu Baca: 15 Menit
Terakhir Diperbaharui: 23 Desember 2025

Dalam prosedur kedokteran gigi, manajemen rasa nyeri adalah aspek fundamental untuk kenyamanan pasien dan keberhasilan perawatan. Rahang atas (maksila) memiliki keunikan anatomis berupa tulang yang lebih berpori (porous) dibandingkan rahang bawah, sehingga difusi cairan anestesi cenderung lebih efektif. Berikut adalah uraian mendalam mengenai berbagai teknik anestesi pada cabang-cabang Nervus Maksilaris (V2).


1. Infiltrasi Lokal Akhiran Saraf

Teknik ini menargetkan cabang terminal akhiran saraf bebas pada area yang sangat spesifik.

  • Indikasi: Mematikan rasa pada mukosa dan jaringan ikat untuk prosedur minor seperti insisi abses kecil atau pra-injeksi jarum yang lebih dalam.
  • Prosedur: Jarum (umumnya ukuran 25 atau 27 gauge) diinsersikan secara perlahan pada area submukosa.


2. Blok Cabang Terminal (Paraperiosteal)

Merupakan teknik paling umum untuk pencabutan gigi tunggal atau perawatan saluran akar di rahang atas.

  • Area Teranestesi: Satu atau dua gigi, periosteum, dan tulang di sekitarnya.
  • Prosedur: Jarum diinsersikan melalui lipatan mukobukal (mucobuccal fold) hingga berkontak dengan periosteum setinggi apeks gigi. Cairan dideponir sebanyak 1-2 ml.


3. Blok Nervus Infraorbitalis (ASA & MSA)

Teknik ini sering disebut sebagai blok infraorbital, sangat efisien untuk menganestesi seluruh segmen anterior hingga premolar.

  • Area Teranestesi: Gigi insisivus, kaninus, premolar, serta akar mesio-bukal molar pertama (M1). Termasuk bibir atas, kelopak mata bawah, dan sisi hidung.
  • Prosedur: Operator meraba infraorbital notch, lalu jari diturunkan sekitar 5 mm ke arah foramen. Jarum diinsersikan sejajar sumbu gigi hingga mencapai foramen.


4. Blok Nervus Alveolaris Superior Posterior (PSA)

Teknik krusial untuk pencabutan atau bedah pada gigi geraham belakang.

  • Area Teranestesi: Molar 1, 2, dan 3. Pengecualian: Akar mesio-bukal M1 sering kali memerlukan infiltrasi tambahan karena dipersarafi oleh MSA.
  • Prosedur: Sudut jarum membentuk 45 derajat terhadap bidang oklusal, diarahkan ke posterior, superior, dan medial menyusuri tuberositas maksila.


5. Blok Nasopalatina (Anterior Palatal)

Teknik untuk menganestesi langit-langit mulut bagian depan. Area ini dikenal sangat sensitif bagi pasien.

  • Area Teranestesi: Palatum durum anterior dari kaninus kiri ke kaninus kanan.
  • Prosedur: Patokan pada incisive papilla. Untuk mengurangi nyeri, dapat diawali dengan anestesi intraseptal atau aplikasi topikal yang kuat. Jarum masuk ke foramen sedalam 0,5 cm.


6. Blok Nervus Palatina Mayor (Posterior Palatal)

  • Area Teranestesi: Palatum durum posterior dari premolar 1 hingga molar 3.
  • Prosedur: Foramen terletak 1 cm ke arah medial dari tepi gusi gigi molar 2 atau 3. Injeksi dilakukan hingga jarum menyentuh tulang.


7. Blok Nervus Maksilaris (Blok V2)

Ini adalah teknik anestesi paling luas yang mencakup seluruh hemimaksila (setengah rahang atas).

Indikasi: Pembedahan ekstensif, kasus trauma, infeksi luas, atau diagnosis neuralgia.

Teknik: 1. High Tuberosity: Modifikasi teknik PSA dengan insersi jarum lebih dalam (30 mm).

2. Kanalis Palatinus Mayor: Memasukkan jarum melalui foramen palatinus mayor menuju fossa pterygopalatina.


8. Pengayaan 2025: Keamanan dan Teknologi Modern

Pentingnya Aspirasi

Aspirasi adalah prosedur wajib pada setiap teknik blok rahang atas, terutama pada blok PSA dan Infraorbital, untuk menghindari deposit cairan ke dalam pembuluh darah (intravascular injection) yang dapat memicu toksisitas sistemik atau hematoma.

Computer-Controlled Local Anesthetic Delivery (CCLAD)

Teknologi seperti "The Wand" kini mulai digunakan untuk blok palatal (Nasopalatina). Alat ini mengatur tekanan cairan secara konstan dan sangat lambat, sehingga mengurangi rasa nyeri "tertekan" yang biasanya dirasakan pasien saat anestesi palatum konvensional.

Penggunaan Articaine 4%

Dalam studi terbaru tahun 2024, penggunaan Articaine 4% melalui infiltrasi paraperiosteal di rahang atas menunjukkan daya difusi yang luar biasa, terkadang mampu meniadakan kebutuhan akan blok palatal tambahan untuk prosedur pencabutan sederhana.


Kesimpulan

Pemilihan teknik anestesi rahang atas harus didasarkan pada kebutuhan klinis dan kenyamanan pasien. Memahami patokan anatomi secara presisi tidak hanya menjamin keberhasilan mati rasa, tetapi juga mencegah komplikasi seperti perdarahan atau trauma saraf.


Daftar Pustaka / Referensi

  • Malamed, S. F. (2025). Handbook of Local Anesthesia (8th Edition). Elsevier.
  • Materi Kuliah: drg. Poerwati Soetji R, SpBM. (Arsip Blok Bedah Mulut: Anestesi).
  • Fehrenbach, M. J., & Herring, S. W. (2021). Illustrated Anatomy of the Head and Neck. Saunders.
  • Journal of Oral and Maxillofacial Surgery. (2024). Advances in Maxillary Nerve Block Techniques.
  • Kamus Saku Kedokteran Dorland. (2023 Update). EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar