Sebuah ungkapan yang diilustrasikan oleh karakter detektif cilik, Conan Edogawa, mengingatkan kita: "Thanks to them, we can divert our eyes to left and right" (Berkat mereka, kita dapat mengalihkan pandangan kita ke kiri dan kanan).
Kemampuan manusia untuk memindai lingkungan, melirik tanpa menolehkan kepala, dan memfokuskan pandangan adalah hasil kerja sama yang rumit dari sistem saraf. Di antara para penggerak bola mata, Nervus Okulomotorius (Saraf Kranial III) memegang peran yang paling dominan dan vital.
Definisi dan Karakteristik Utama
Nervus Okulomotorius (Saraf Kranial III) adalah saraf motorik yang keluar dari otak tengah (midbrain). Saraf ini unik karena membawa dua jenis serabut saraf:
- Serabut Motorik Somatik: Menggerakkan sebagian besar otot ekstrinsik bola mata.
- Serabut Parasimpatis (Otonom): Berasal dari Nukleus Edinger-Westphal untuk mengatur diameter pupil dan kecembungan lensa mata.
Berbeda dengan Nervus Olfaktorius (I) atau Optikus (II) yang bersifat sensorik, saraf ini bekerja sebagai eksekutor perintah gerak yang kompleks dari otak.
Mekanisme Gerak: Memahami 5 Otot Utama
Meskipun kutipan detektif tersebut menyebutkan gerakan "ke kiri dan kanan", secara anatomis, gerak mata adalah hasil sinergi trio saraf kranial (III, IV, dan VI). Namun, Nervus Okulomotorius melakukan "pekerjaan berat" dengan mengontrol otot-otot berikut:
| Nama Otot | Fungsi Gerakan | Dampak Jika Lumpuh |
| Levator Palpebrae Superioris | Mengangkat kelopak mata atas. | Ptosis (Kelopak mata jatuh/menutup). |
| Muskulus Rektus Superior | Menggerakkan mata ke atas (Elevasi). | Mata tidak bisa melirik ke atas. |
| Muskulus Rektus Inferior | Menggerakkan mata ke bawah (Depresi). | Mata tidak bisa melirik ke bawah. |
| Muskulus Rektus Medialis | Menggerakkan mata ke arah hidung (Aduksi). | Mata tidak bisa melirik ke tengah. |
| Muskulus Obliq Inferior | Elevasi, Abduksi, dan Ekstorsi mata. | Gangguan rotasi bola mata ke atas-luar. |
Fungsi Otonom: Pupil dan Akomodasi
Selain menggerakkan bola mata, Nervus Okulomotorius mengontrol fungsi internal mata melalui serabut parasimpatis:
- Refleks Cahaya (Miosis): Mengaktifkan M. Sphincter Pupillae untuk mengecilkan pupil saat terkena cahaya terang.
- Refleks Akomodasi: Mengaktifkan M. Ciliaris untuk mengubah bentuk lensa agar kita bisa fokus melihat benda dalam jarak dekat (membaca).
Relevansi Klinis: Tanda Bahaya pada Mata
Gangguan pada saraf ini, yang dikenal sebagai Third Nerve Palsy, sering kali menjadi "lampu merah" bagi kondisi medis yang mengancam jiwa.
Gejala Khas:
- Ptosis Berat: Mata tertutup rapat karena kelumpuhan otot pengangkat kelopak.
- Posisi "Down and Out": Karena otot-otot dominan lumpuh, mata yang sehat ditarik oleh saraf IV dan VI yang masih berfungsi, menyebabkan bola mata melirik ke arah luar dan bawah.
- Mydriasis Tetap: Pupil melebar maksimal dan tidak bereaksi terhadap cahaya (sering terjadi pada kasus penekanan saraf oleh aneurisma otak).
Hubungan Vital dengan Kedokteran Gigi (Update 2025)
Mengapa seorang dokter gigi harus memahami Nervus Okulomotorius? Jawabannya terletak pada Sinus Kavernosus.
Sinus Kavernosus adalah rongga vena besar di dasar otak yang dilewati oleh CN III, IV, V (V1 & V2), dan VI. Infeksi odontogenik (infeksi gigi) yang parah, terutama pada gigi rahang atas, dapat menyebar melalui jalur vena wajah menuju otak dan menyebabkan Trombosis Sinus Kavernosus (CST).
Peringatan Klinis: Jika seorang pasien dengan riwayat sakit gigi atau bengkak wajah tiba-tiba mengeluhkan penglihatan ganda (diplopia), kelopak mata jatuh, atau mata menonjol (proptosis), ini adalah keadaan darurat medis. Infeksi telah mencapai saraf kranial dan memerlukan penanganan segera di rumah sakit.
Kesimpulan
Nervus Okulomotorius adalah saraf yang memungkinkan kita berinteraksi secara visual dengan dunia secara dinamis. Menjaga kesehatan sistem saraf melalui gaya hidup sehat dan kewaspadaan terhadap infeksi di area kepala, leher, serta gigi adalah langkah krusial untuk mempertahankan kualitas penglihatan dan fungsi otonom mata kita.
Daftar Pustaka / Referensi
- Malamed, S. F. (2025). Handbook of Local Anesthesia (8th Edition). Elsevier.
- Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. M. (2024). Gray's Anatomy for Students (5th Edition).
- Snell, R. S. (2023). Clinical Neuroanatomy (9th Edition). Lippincott Williams & Wilkins.
- Netter, F. H. (2022). Atlas of Human Anatomy (8th Edition). Elsevier.
- Journal of Oral and Maxillofacial Surgery. (2025). Odontogenic Infections and Cavernous Sinus Thrombosis: A Critical Review.
Nantikan pembahasan selanjutnya: Saraf Kranial IV dan VI - Melengkapi Puzzle Pergerakan Mata.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar