Gigi Anak

Merawat Senyum Si Kecil dan Keluarga Tercinta

13/09/2009

Komplikasi Anestesi Lokal dalam Kedokteran Gigi: Klasifikasi, Penyebab, dan Penanganan Komprehensif

Diagram komplikasi anestesi lokal meliputi hematoma, trismus, parestesia, hingga reaksi anafilaksis sistemik.

Tingkat Kesulitan: Tinggi (Kedaruratan Medis & Manajemen Risiko) |Waktu Baca: ± 15 Menit

Terakhir Diperbaharui: 23 Desember 2025

Anestesi lokal adalah prosedur vital untuk menghilangkan rasa sakit selama perawatan gigi. Meskipun umumnya aman, prosedur ini memiliki risiko komplikasi yang harus dipahami oleh praktisi medis untuk menjamin keselamatan pasien. Komplikasi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu (primer/sekunder), tingkat keparahan (ringan/parah), dan cakupan dampaknya (lokal/sistemik).


1. Komplikasi Lokal: Gangguan di Area Penyuntikan

Komplikasi lokal terjadi terbatas pada area anatomis tempat jarum diinsersikan atau larutan dideponir.

Trismus (Kekakuan Rahang)

Keterbatasan membuka mulut akibat trauma otot pengunyahan atau perdarahan di dalam jaringan otot.

  • Penyebab: Trauma jarum pada M. Pterygoideus Medialis atau efek myotoxic larutan anestesi.
  • Penanganan: Kompres hangat, obat anti-inflamasi (NSAID), dan latihan buka mulut secara bertahap.

Hematoma

Keluarnya darah ke ruang ekstravaskular akibat tertembusnya pembuluh darah.

  • Penyebab: Umum terjadi pada blok PSA karena pleksus venosus pterygoideus yang kaya pembuluh darah.
  • Penanganan: Tekan area pendarahan segera, aplikasi kompres dingin (24 jam pertama) kemudian kompres hangat.

Parestesia (Baal Berkepanjangan)

Sensasi kebas yang bertahan melebihi durasi kerja obat anestesi (minggu hingga bulan).

  • Penyebab: Kontaminasi larutan oleh alkohol atau trauma mekanis jarum pada saraf.
  • Penanganan: Observasi rutin dan pemberian Vitamin B kompleks (B1, B6, B12) untuk regenerasi saraf.

Paralisis Fasialis

Kelumpuhan sementara otot wajah (sudut bibir turun, tidak bisa menutup mata) akibat larutan anestesi mengenai kelenjar parotis tempat Nervus Fasialis berada. Sering terjadi pada kesalahan teknik blok mandibula yang terlalu dalam.


2. Komplikasi Sistemik: Toksisitas dan Overdosis (LAST)

Overdosis terjadi ketika kadar agen anestesi dalam plasma darah mencapai level toksik. Kondisi ini kini dikenal secara global sebagai LAST (Local Anesthetic Systemic Toxicity).

Korelasi Kadar Lidokain dalam Darah

Kadar Lidokain (mcg/ml)Manifestasi KlinisStatus Keamanan
0.5 - 2.0Normal / TerapeutikAman
4.5 - 7.0Tinitus, bicara kacau, menggigil, logam di mulutStimulasi CNS (Ringan-Sedang)
7.5 - 10.0Kejang tonik-klonik, depresi CNSBahaya (Toksik)
> 10.0Henti jantung, vasodilatasi masifLetal (Kematian)

Pengayaan 2025: Protokol Lipid Rescue

Dalam standar keselamatan medis 2025, penanganan overdosis anestesi lokal berat tidak hanya menggunakan oksigen, tetapi juga Lipid Emulsion Therapy (Intralipid 20%). Cairan lemak ini berfungsi sebagai "spons" yang menyerap molekul anestesi lokal dari sirkulasi darah agar tidak merusak jantung dan otak.


3. Reaksi Anafilaksis (Alergi Berat)

Reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang mengancam jiwa dan terjadi dalam hitungan menit.

  • Gejala: Sesak napas hebat (bronchospasm), penurunan tekanan darah drastis (syok), dan pembengkakan wajah/tenggorokan (angioedema).
  • Penanganan Utama: Injeksi Epinefrin (Adrenalin) 1:1000 secara intramuskular (IM) di paha bagian luar, posisi kaki lebih tinggi dari kepala, dan pemberian oksigen murni.


4. Fokus Khusus: Pasien Anak (Pedodonti)

Sebagai dokter gigi yang juga berfokus pada anak, komplikasi yang paling sering terjadi bukanlah overdosis, melainkan Trauma Mukosa Pasca-Anestesi.

  • Masalah: Anak-anak sering menggigit atau menghisap bibir/pipi yang masih kebas, menyebabkan ulkus traumatikus yang parah keesokan harinya.
  • Pencegahan: Edukasi orang tua untuk mengawasi anak hingga efek kebas hilang total (sekitar 2-3 jam).
  • Edukasi: Hindari memberikan makanan yang perlu dikunyah keras selama area mulut masih mati rasa.


Kesimpulan

Keberhasilan anestesi tidak hanya diukur dari "mati rasa" yang tercapai, tetapi dari kemampuan praktisi mencegah dan menangani komplikasi. Kunci utamanya adalah anamnesis yang jujur, teknik penyuntikan aspirasi yang benar, dan kecepatan dalam mengenali gejala toksisitas.


Daftar Pustaka / Referensi

  • Malamed, S. F. (2025). Handbook of Local Anesthesia (8th Edition). Elsevier.
  • ASRA Pain Medicine. (2024). 2024-2025 Checklist for Managing Local Anesthetic Systemic Toxicity.
  • Glick, M. (2021). Burket's Oral Medicine (13th Edition). John Wiley & Sons.
  • Materi Kuliah: drg. Poerwati Soetji R, SpBM. (Arsip Blok Bedah Mulut).
  • Journal of the American Dental Association (JADA). (2024). Adverse Events in Local Anesthesia: A Ten-Year Review.


Penyangkalan Medis: Artikel ini merupakan tinjauan ilmiah untuk tujuan edukasi praktisi medis dan informasi umum. Jika terjadi kegawatdaruratan di ruang praktik, selalu ikuti Protokol Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan segera hubungi layanan ambulans.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar